Belajar Bahasa Indonesia Online SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Pencarian

12 Februari 2013

Arti dan Makna Gong Xi Fat Cai dalam Perayaan Imlek

Setiap perayaan hari raya apapun agamanya, selalu memuat makna bagi pemeluknya dan juga dirasakan bagi komunitas lain di sekitarnya. Ritme kehidupan keseharian berubah menjadi suatu momentum yang menggembirakan. Ritualisme kultural kemudian memuat dimensi ekonomi. Umat Konghuchu atau ethnik Tionghoa kemanapun mereka merantau akan kembali berkumpul dalam keluarga (puan yuan).

Menyambut Imlek 2560, berbagai persiapan dilakukan dalam keluarga dan di lingkungan komunitas Tionghoa. Makan malam bersama menjadi tradisi spiritual dan melembaga dalam keluarga. Ikan dingkis yang bertelur dengan harga raturan ribu perkilo menjadi menu utama. Buah jeruk Mandarin menjadi penghias dan buah penanda Imlek, berbagai ukuran dan rasa kue bakol disajikan. Rumah-rumah dihiasi dengan pernak-pernik Imlek. 

Budaya memberi dalam bentuk angpao berwarna merah memeriahkan suasana yang kemudian kertas merah ini digantung di pohon angpao (yin liu). Lima belas hari dalam suasana berbahagia sampai ke-15 Imlek (cap go me) juga dirayakan memaknai spiritualitas dan ritualitas hari esok yang diharapkan lebih baik. Gambar dewa uang  si pembawa rezeki selalu disucikan. Dilakukan aksi bersih-bersih di tempat ibadah maupun rumah, agar murah rezeki dan keberuntungan usaha. Ramalan peruntungan di tahun 2009 melalui sio kelahiran memberikan makna tersendiri agar hidup semakin hati-hati.

Imlek memang tahun baru Tionghoa. Tapi kalimat “gong xi fa cai”, yang banyak terdengar atau ditempel di selama Imlek BUKAN berarti “selamat tahun baru”.

Seperti ditulis koran Daily Express, yang sebagian besar pembacanya puak Cina di Sabah, Malaysia, “gong xi fa cai” itu berarti “selamat dan semoga sejahtera”.

Kadang tulisan “gong xi fa cai” ditulis dengan cara lain karena beda ejaan dan dialek. Misalnya saja “keong hee huat chie” (Hokkien), “kung hei fat choi” (Kanton atau Hongkong), atau “kung hei fat choi” (Hakka). Meski tulisannya tampak jauh dari dialek lain, tapi cara membaca “Gong Xi Fa Cai” tidak jauh berbeda dengan yang lain yakni: “kung shi fa tsai”. Ini karena huruf “g” di ejaan resmi itu dibaca “k”, “x” dibaca “sh”, dan “c” dibaca “ts”.

Sebagai perbandingan, kata “kungfu” yang biasa di kenal di Indonesia, dalam ejaan resmi Mandarin menjadi “Gongfu”. “Gong xi fa cai” itu menggunakan bahasa Mandarin dengan Hanyu Pinyin, ejaan huruf Latin yang dipakai resmi di Cina, Taiwan, dan Singapura. Sedang dialek lain menggunakan ejaan tidak resmi Wade-Giles.

Untuk anak-anak, ucapan yang digunakan lebih panjang lagi. Mereka akan mengatakan “gong xi fa cai, hong bao na lai” (kung shi fa tsai, ang pao na lai) yang berarti “selamat dan sejahtera, bawakan saya ang pao”. Bagi anak-anak Tionghoa, Imlek itu seperti Lebaran, saatnya mengumpulkan angpao. Ucapan “gong xi fa cai” saling dipertukarkan saat Imlek sejak ribuah tahun yang lalu. Ingat saja, penanggalan Cina sekarang sudah berusia 26 abad, lebih tua enam abad dibanding penanggalan Masehi.

Gairah perayaan Imlek 2560 meredupkan sesaat krisis global 2009 ditataran lokal. Jeda krisis finansial terjadi karena adanya geliat ekonomi dari animo Imlek (sienci). Di Kota Batam yang berpenduduk 908.882 jiwa diestimasi ”88.888” warga merayakan ”Lunar New Year” ini. Di Maha Vihara Duta Maitreya akan diadakan open house bagi kaum vegetarian. Di malam hari akan berdentum di mana-mana pesta kembang api dan petasan.

Malam warga bersembahyang, mendoakan agar besoknya hari hujan, karena hujan membawa kehidupan dan keberkahan alam dan seisinya. Tanglong berwarna merah atau lampion berbagai bentuk menjadi lentera tipikal yang selalu juga lantera ini dihiasi dengan huruf China  kemudian digantung sebagai tanda keberuntungan (hoki). Di mana-mana Tua Pekong berbenah merayakan tahun baru Imlek 2560 (26 Januari 2009). Membangun spiritualitas diri ditandai pula dengan pembakaran hio kerbau raksasa misalnya di Klenteng  Tua Pek Kong Windsor. Permainan barongsai diikuti dengan musik oriental. 

Di Tanjungpinang, gairah Imlek menyemarakan suasana kota. Gapura Imlek di Tanjungpinang dipenuhi lampu warna warni suatu kawasan Pecinan lama (China Town)-Jalan Merdeka, Pasar Ikan, Pelantar 1, 2, 3 dan ada dikenal pula ”Pelantar Mami” bahkan semenjak zaman Belanda. Pasar malam Imlek sebagai objek wisata religus dan penguat komunitas sosial di Tanjungpinang identik dengan pasar rakyat. Baba, maknya, dan amoi-amoi semua bergembira.

Berbagai ucapan Gong Xi Fa Cai menjadi lantunan bahasa. Berbagai paket promosi Imlek ditawarkan, beberapa advetorial muncul seperti: ”Kejutan Imlek Hadiah Menarik”. Ada ”Buffet Chinese New Year” (Merqure Hotel), PT Telkom tidak mau kalah mempromosikan paket Angpao Flexi Telkom juga perusahaan seluler AXIS ”Sampaikan Ucapan Selamat Tahun Baru kepada Keluarga dan Kerabat di China dan Hongkong Hanya dengan Rp188 per Menit”. Penawaran khusus ”Happy Lunar New Year” diskon 30 persen foto keluarga oleh Siga Bridal Photo Studio. Bagi yang akan mengganti perabot ada ”Imlek Promosi perabotan oleh PT INDOMAS Furniture”.

Sektor properti juga tidak mahu kalah. Misalnya perumahan Bonavista menawarkan paket promosi Imlek ”The Year of The Ox” 2560. Sekolah juga menjual paket Gong Xi Fa Cai  seperti Sekolah Permata Harapan. Hotel Pacific mempersiapkan paket Imlek Bersama T2 di Pacific Palace Discotique. Berbagai pernak-pernik Imlek dijual misalnya di Mega Mall, BCS Mall, DC Mall, Nagoya Hill dan Top-100 atau Top-Plus.

Restoran Golden Prawn juga menawarkan paket Imlek dan tercatat terdapat 358 tamu sudah booking di Hotel Golden View Bengkong ini. Megawisata Ocarina juga menyusun even khusus Imlek. Sebaliknya beberapa kota seperti Batam, Tanjungpinang dan Tanjungbalai Karimun yang denyut nadi ekonomi dikelola oleh etnik Tionghoa mulai 25 sampai dengan 30 Januari 2009 akan sepi karena toko tutup. Sebab, si toke libur dan ”anak buah” mudik Imlek. 

Budaya pulang kampung mulai ke Moro, Tanjungbatu, Dabo Singkep, Tarempa, Selatpanjang sampai ke Singkawang, Pontianak, Medan, dan lainnya merupakan ”tradisi tahunan Imlek”. Sekali lagi tradisi sosio-kultural Imlek memiliki sisi ekonomi yang tinggi. ”Gong Xi Fa Cai”-”Be happy, go lucky in the Year of the Ox” 2560.


Share:

Populer di Indonesia

Sahabat Sejati

Informasi Terkini

Populer Bulanan

Populer Mingguan

Kirim Pesan

Nama

Email *

Pesan *

Arsip Blog