Belajar Bahasa Indonesia Online SD SMP SMA KBBI PUEBI Buku Materi Pelajaran Tugas Latihan Soal Ujian Sekolah Penilaian Harian Silabus

Pencarian

13 Desember 2012

Majas Perbandingan dan Contohnya

Majas atau Gaya Bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.

Majas PERBANDINGAN

Alegori
Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.

Contoh: 
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.


Alusio
Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal; majas yang artinya diketahui umum/ menggunakan peribahasa.

Contoh: 
Saya tahu siswa yang lempar batu sembunyi tangan.


Simile
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".

Contoh: 
Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.


Metafora
Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.

Contoh: 
Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri. (raja siang = matahari)


Antropomorfisme
Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.

Contoh:
Ketika jari-jari bunga terbuka
mendadak terasa: betapa sengit
cinta kita


Sinestesia
Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.

Contoh:
Betapa sedap memandang gadis cantik yang selesai berdandan.
 


Antonomasia
Majas perbandingan yang menyebutkan sesuatu bukan dengan nama asli dari benda tersebut, melainkan dari salah satu sifat benda tersebut. Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.

Contoh:
Si Gemuk; Si Lincah; Si Pintar


Aptronim
Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.

Contoh:
Karena sehari-hari ia bekerja sebagai kusir gerobak, ia dipanggil Karto Grobak.


Metonimia
Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.

Contoh: 
Karena sering menghisap jarum, dia terserang penyakit paru-paru. (Rokok merek Djarum)


Hipokorisme
Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.

Contoh:
Kucing mina sangat manis menawan, karena itu Mina sangat menyukainya.


Litotes
Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.

Contoh: 
Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.


Hiperbola
Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.

Contoh: 
Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar telah mencapai langit.


Personifikasi
Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.

Contoh: 
Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku.


Depersonifikasi
Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.

Contoh:
Dikau langit, daku bumi.


Pars pro toto
Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.

Contoh: 
Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.


Totum pro parte
Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.

Contoh: 
Indonesia bertanding volly melawan Thailand.


Eufimisme
Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.

Contoh: 
Di mana saya bisa menemukan kamar kecilnya?


Disfemisme
Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya; pemakaian bahasa yang saat ini cenderung mengarah ke bentuk pengasaran.

Contoh:
Aburizal Bakari digeser menjadi Menko Kesra. (kata 'digeser' biasanya digunakan untuk benda, bukan untuk manusia)


Fabel
Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.

Contoh: 
Perilakunya seperti ular yang menggeliat.


Parabel
Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.

Contoh:
“Aku sangat cemas. Bagaimana jika kita kalah? Jika itu terjadi, kita akan dikurung dalam penjara dan harus mencari rumput untuk makanan kuda. Apa yang harus kita lakukan? Jika aku bisa menjadi Tuhan, kita tidak akan punya musuh dan akan menjadi Maha Penguasa.”
Si istri menjawab sebagaimana biasanya, “Apa pun keinginanmu, suamiku!”
Akan tetapi, tampaknya itulah batas akhir permintaan mereka. Setelah si suami mengucapkan keinginan untuk menjadi tuhan, dalam sekejap suami dan istri itu kembali menjadi selop seperti sedia kala. Mereka kembali berada di rak dapur istana, tempat kisah mereka bermula.


Perifrasa
Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.

Contoh:
Indonesia pernah dijajah oleh negeri matahari terbit (maksudnya: Jepang).
 


Eponim
Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.

Contoh: 
Kita bermain ke rumah Ina.


Simbolik
Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.

Contoh:
Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian.


Asosiasi:
Perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.

Contoh: 
Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.




sumber: http://id.wikipedia.org
Share:

0 comments:

Posting Komentar

Harap beri komentar yang positif. Oke boss.....

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Populer di Indonesia

Sahabat Sejati

Informasi Terkini

Populer Bulanan

Populer Mingguan

Kirim Pesan

Nama

Email *

Pesan *

Arsip Blog